Pelajaran dari Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir

Nabastala.com - Salah satu kisah yang terdapat di dalam surah Al-Kahfi adalah perjalanan Nabi Musa yang berguru kepada Nabi Khidir. Pernahkan engkau bertanya-tanya mengapa Allah kisahkan cerita ini di dalam ayat-ayat cintaNya? apa hikmah dari kisah ini?
Kisah ini dapat kita baca lengkapnya pada surah Al Kahfi ayat 60-82. Berawal dari Nabi Musa yang meminta izin kepada Nabi khidir untuk diizinkan ikut perjalanan bersamanya. Nabi khidir membolehkan, tapi dengan syarat bahwa apa saja yang dilakukan oleh Nabi Khidir dalam perjalanan nanti, Nabi Musa dilarang bertanya, dilarang protes. Nabi Musa mengiyakan, dan perjalanan bersama pun dimulai.
Dalam perjalanan, Nabi Musa dan Nabi Khidir diberikan tumpangan, seharusnya jika diberi pertolongan, ucapan terima kasihlah yang harus dihaturkan, akan tetapi Nabi Khidir tidak. Beliau melubangi perahu tersebut sehingga perahu itu menjadi bocor.
“Apa yang kamu lakukan?”, Nabi Musa protes. Jika kita di posisi Nabi Musa bisa jadi akan seperti itu juga. Bahkan lebih parah kita protes. Karena merasa kasihan kepada si nelayan sebab perahunya menjadi bocor.
Nabi Khidir menjawab: Bukankah sudah kukatakan, bahwa engkau jangan bertanya? Nabi Musa berkata: janganlah engkau menghukumku, maafkanlah aku.
Dan perjalanan pun berlanjut.
Sampailah keduanya di suatu daerah, disana ada seorang anak kecil. Lalu Nabi Khidir membunuh anak tersebut. “Apa yang kamu lakukan”? Nabi Musa tidak terima, beliau marah. Beliau protes. Lupa dengan janjinya untuk tidak protes.
Jika kita di posisi Nabi Musa mungkin akan sama marahnya. Merasa iba dengan orang tua anak tersebut karena telah bersusah membesarkan, sedang Nabi Khidir membunuh anak itu di hari pertama mereka bertemu.
Nabi Khidir menjawab: Bukankah sudah kukatakan, bahwa engkau jangan bertanya? Nabi Musa berkata: janganlah engkau menghukumku, maafkanlah aku.
Dan perjalanan pun berlanjut.
Nabi khidir memperingatkan Nabi Musa bahwa ini adalah kesempatan terakhirnya jika Nabi Musa masih melayangkan protes atas apa yang dilakukannya, maka perpisahan keduanya harus dilakukan.
Sampailah keduanya di sebuah perkampungan . Nabi khidir menemukan sebuah bangunan yang hampir ambruk lantas membetulkannya. Nabi Musa pun protes “sungguh kamu bisa mengambil upah dari apa yang telah kamu lakukan”. Nabi Musa kembali lupa dengan janjinya untuk tidak mengomentari perbuatan yang dilakukan oleh Nabi Khidir. Nabi Khidir pun mengatakan: Inilah akhir dari perjalanan kita, dan aku akan menjelaskan alasan dibalik perbuatan-perbuatan yang aku lakukan.
Alasan mengapa Nabi Khidir melubangi perahu si nelayan adalah perahu ini adalah milik seorang nelayan yang miskin dan penguasa di daerah ini akan merampas semua perahu. Kenapa dilobangi? Karena jika perahu tersebut cacat, maka perahu ini tidak akan di rampas. Dan perahu bocor tentu saja bisa ditambal kembali, daripada dirampas yang pastinya tidak bisa kembali.
Apa hikmah yang dapat kita ambil?
Hikmahnya adalah: saat kita tertimpa musibah, bisa jadi musibah tersebut untuk menghindarkan kita dari musibah yang lebih besar. Allah sesayang itu sama kita.
Apa alasan dan hikmah yang bisa kita ambil dari dua hal yang dilakukan Nabi Khidir selanjutnya?
Insyaa Allah akan penulis tuliskan di jumat berikutnya. Terimakasih sudah membaca. Jangan lupa Alkahfinya ya...
Selamat berhari raya di malam kemuliaan.
Posting Komentar untuk "Pelajaran dari Kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir"