[PUISI: Teruntuk Kak Jurnal
Menanti isya, menuliskan sebuah puisi untukmu yang sedang disana.
Saya tidak yakin engkau akan menyukai bait-bait ini, sebab kesukaamu yang saya tahu adalah buku-buku tebal nan berat, isinya rumit. Yang tentu saja bukan versi tulisan maupun bacaanku, wkkw.
Lantai kamar terasa dingin, diluar hujan. Aroma teh menguar, sebenarnya saya tidak suka teh.
Hanya saja, saat membuatnya tadi; bubuk kopi tertukar sama bubuk teh, jadilah air teh.
Bagaimana denganmu, suka teh atau kopi?
Saya menebak, saat ini engkau sedang menatap layar laptop, sibuk mengurus website atau cek media sosial mencari ispirasi tulisan sembari mendengarkan alunan murottal atau lagu?
Baiklah: itu pembukaan.
Sekarang bacalah puisi. Singkat saja:
Pada pergantian detik
Menuju menit,
Melompat jam,
Saya memesan
payung,
menitip
keajaiban,
Pada kau:
Kak --.
Posting Komentar untuk "[PUISI: Teruntuk Kak Jurnal"